Thursday, June 28, 2012

Cara Menetaskan Telur Yang Baik

~Ayam arab atau ayam poncin tidak memiliki sifat mengeram, penetasan telur bisa dilakukan dengan cara buatan atau dengan cara menggunakan mesin tetas. Dalam penetasan buatan, alat tetas yang digunakan biasanya memanfaatkan lampu listrik atau lampu minyak tanah sebagai sumber panas. Daya tampung ~alat tetas berbeda beda, ada yang besar ada juga yang kecil. Dalam menggunakan alat tetas ini harus diperhatikan kebutuhan air, kelembapan, temperatur pemutaran telur, pendinginan, peneropongan telur, beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
  1. Kelembapan ideal yang harus diterapkan berkisar antara 60-70%. Jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah sebab bisa mematikanembrio di dalam telur. Untuk menjaga kelembapan, beberapa hal sebagai berikut harus diperhatikan : 1. Pertahankan kekonstanan temperatur alat tetas. 2. Atur ventilasi alat tetas. 3. Tambahkan air dalam nampan jika volume air menyusut. 4. Berikan sehelai kain atau kapas yang ditata merata pada dasar nampan agar kelembapan merata. 5. Gunakan selalu higrometer untuk mengetahui kelembapan.
  2. Temperatur harus selalu dijaga dengan baik. usahakan suhu berada pada kisaran 38-40 derajat celsius (101-105 derajat farenheit) Supaya suhu terjamin alat tetas harus berada dalam keadaan ruang tertutup, kecuali bagian ventilasinya bervariasi.
  3. Putar telur agar panas yang diterima merata, Letak telur harus selalu berada dalam keadaan miring ( 40 derajat) dengan ujung tumpul berada di atas. Untuk memudahkan pemutaran, bidang telur diberi tanda, misalnya A,B,atau C di salah satu sisinya. sehingga diketahui bagian mana yang belum diputar. Pemutaran itu sendiri dilakukan pada usia hari ke-4 penetasan dan dihentikan pada hari ke -19. Pemutaran horisontal, sehingga bagian tumpulnya tetap diatas. Pada mesin tetas jenis lain pemutaran bisa dilakukan dengan cara mengatur kemiringan rak karena sistem pemutaran sudah dibuat.
  4. Pendinginan telur dilakukan dua kali selama masa penetasan, yaitu dimulai hari ke-4 dan dihentikan pada hari ke -19. pendinginan dilakukan selama 15 menit, sama dengan induk ayam ketika turun makan dan minum.
  5. Peneropongan telur harus dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya embrio yang mati. Peneropongan bisa dilakukan pada hari ke -14 dan ke-18. Telur yang mati harus segera dikeluarkan agar tidak mencamari yang lain. Sebab telur yang mati bisa mengganggu telur yang hidup. Peneropongan bisa dilakukan dengan menggunakan gulungan kertas yang diarahkan ke tempat terang atau lampu.