Tuesday, March 3, 2015

BUDI DAYA JERUK ASAM DI KEBUN

PERSIAPAN :
 Seperti yang pernah saya postingkan mengenai sarat tumbuhnya jeruk maka dalam melakukan persiapan untuk menanam jeruk asam tidak jauh berbeda dimana kita perlu mengetahui kondisi lahan calon areal tanam jeruk asam ? diantaranya upaya atau langkah kita yang pertama adalah
1. PENANGANAN LAHAN



Penanganan lahan untuk berkebun jeruk asam berbeda berdasarkan kondisi, tata letakm, keadaan, dan sifat fisik lahan. Penanganan lahan yang tidak benar akan menyebabkan kegagalan dan kerugian. Sebagai contoh lahan pasang surut atau persawahan tanaman akan berbeda cara penanganannya dengan lahan tegalan atau pekarangan. Lebih jelasnya, tata cara penanganan ini adalah sebagai berikut;
a.    Lahan bekas bukaan hutan, padang alang – alng, semak belukar.
Lahan padang alang – alang, semak belukar tidak muncul begitu saja. Bisa jadi kemunculannya antara lain akibat pembukaan hutan, lalu lahan dibiarkan sampai cukup lama ( lahan tidur ) sehingga ditumbuhi alang – alang dan semak belukar, jika sebelumnya tanahnyarelatif subur dan kaya bahan organis, akhirnya lahan ini berubah menjadi alang – alang dengan semak belukar yang miskin hara. Oleh karena itu utuk bisa memfungsikan lahan tersebut agar produktif lagi untuk tanaman jeruk asam ada beberapa hal yang perlu di perhatikan diantaranya ; kemiringan tanah, penanaman tanaman penahan erosi dan penyubur tanah, serta penambahan bahan organik
b.    Lahan pasang surut atau rawa – rawa
Lahan pasang surut atau rawa – rawa umumnya berada di sebagian sumatera dan riau dan umumnya tanah pasang surut mempunyai dua lapisan gambut yaitu, lapisan gambut setebal 25 cm atau lebih dan lapisan gambut setebal kurang dari 25 cm atau tidak mempunyai lapisan tanah sama sekali. Semakin jauh dari sungai, kandungan gambutnya semakin tebal.
Tanah yang asam dilakukan pemupukan organic dan pengapuran agar pH-nya menjadi 5,5 – 6,0 atau mendekati netral. Tanah tersebut kemudian diolah agar sirkulasi udara dalam tanah menjadi lancer. Selain itu, untuk memperkaya hara, tanah diberi pupuk makro dan mikro
Diantaranya bedengan terdapat saluran air sehingga dapat difungsikan untuk pemeliharaan ikan emas atau mujaer, lele dumbo, atau sejenis ikan lainnya. Ikan tersebut dapat dipanen 3 – 4 bulan berikutnya. Istilah ini dapat disebut jerikan. Artinya menanam jerik sekaligus memelihara ikan.
c.    Lahan persawahan, perladangan, pekarangan
Pada lahan persawahan, dilakukan pembukaan seperti pada lahan pasang surut atau rawa – rawa, sedangkan pada lahan pekarangan dan perladangan seperti pembukaan lahan daratan umumnya. Untuk cara penanamannya semua jenis tanaman jeruk di tumpangsarikan dengan tanaman padi, palawija, sayuran atau buah ( durian ).
2. Pengolahan Tanah
            Pengolahan tanah yang dimaksud adalah pencangkulan, pembajakan, atau pekerjaan serupa yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah penanaman dilakukan ( mendagir) . maksud dan tujuan utama dilakukan pengolahan tanah lebih bersih dan gambur sehingga aerasi udara dalam tanah menjadi lancer, gas – gas beracun bisa lepas ke udara bebas, dan akar tanaman tumbuh leluasa untuk mencari makan.oleh karena itu untuk bertanam tanaman yang perakarannya dalam, seperti tanaman buah – buahan, termasuk tanaman jeruk, pencangkulan bisa sampai 50 cm, setelah tanah dicangkul sedalam 30cm, dibuatkan lubang tanam. Umumnya masing – masing lahan dilakukan pengolahan tanah sebagai berikut :
a.    Lahan Baru.
Lahan baru adalah lahan yang betul – betul belum pernah diproduktifkan. Lahan tersebut bisa berupa bekas padang alang-alang, lahan tidur atau lahan sejenisnya :
1.    Batu – batu yang ada di kebun dibersihkan agar tidak mengganggu pengolahan tanah.
2.    Rumput alang – alang semak belukar dibabat habis.
3.    Tanah dibajak atau dibalikkan yaitu tanah bagian atas atau tanah permukaan di balik ke bawah ( ke dalm tanah ). Kedalaman tanah yang dibalik minimal 30 cm dan bila memungkinkan sampai 50 cm. hal ini dilakukan agar jasad renik yang merugikan bisa mati terkena sinar matahari
4.    Setelah pembalikan tanah, lahan dibiarkan terkena angin dan sinar matahari minimal seminggu ( lebih lama lebih bagus )
5.    Kemudian, tanah dicangkul atau dibalik lagui agar tanah yang masih berbentuk bongkahan menjadi hancur dan menjadi remahan ( tanah menjadi sarang )
6.    Selesai pencangkulan, lahan kembali dibiarkan selama seminggu atau lebih
7.    Setelah itu tanah digaru, atau diratakan yang bertujuan untuk memudahkan pengaturan tata letak pembuatan saluran air dan lubang tanam.
b.    Lahan Lama
Pembenahan lahan kebun untuk lahan atau lahan yang sudah tidak produktif jauh lebih sederhana.. jika lahan baru perlu sedikitnya tiga tahapan pembenahan yaitu ; pembajakan / pembalikan tanah, pencangkulan / penghancuran, dan penggaruan/ perataan tanah maka untuk lahan lama cukup dengan pencangkulan dan penggaruan saja.





sumber : penebar swadaya, 2004