Pada saat ini biasanya pengusaha walet membuat jalan pintas untuk menambah populasi waletnya dengan cara mempergunakan mesin tetas. telur telur walet biasanya diletakan di kotak spon yang telah dilubangi kotak spon ini berfungsi untuk menjaga agar telur tidak mudah pecah. selanjutnya telur diseleksi dengan senter atau kotak yang diberi lubang sebesar telur walet dan didalamnya dipasangi lampu pijar, seleksi telur bertujuan memisahkan telur fertil dari telur yang sudah mati (infertil). Telur yang sudah mati tampak hitam sedangkan telur kosong ( belum mengandung embrio, terlihat bening) atau sudah berembrio tampak berserat-serat halus. telur fertil hasil seleksi siap dipindahkan kedalam mesin untuk ditetaskan. Bentuk dan cara pengoperasian masin tetas telur walet pada prinsipnya sama dengan mesin tetas telur ayam atau telur unggas lainnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah posisi telur dalam mesin tetas, bagian yang mengandung udara harus menghadap ke atas tujuannya meningkatkan presentase keberhasilan tetas. Untuk menetaskan telur walet suhu harus diatur sesuai kondisi penetasan alamiah yakni 34-350 Celcius. suhu ini bisa diciptakan dengan memasang lampu penghangat, agar panasnya lebih merata sehingga proses penetasan serempak, sebaiknya digunakan lampu pijar berdaya 5 watt sebanyak 4 buah, Jarak lampu sekitar 30 cm dari posisi telur, daya lampu 20 watt ini mampu menetaskan telur sejumlah 250-400 pasang bila terpasang pada mesin berukuran 70 cm X 50 cm X 40 cm, untuk memantau suhu ruangan mesin digunakan temperatur yang digantung didalam ruang. Kelembapan udara yang diperlukan untuk perkembangan emrio sekitar 70%, untuk itu di bagian mesin tetas ditempatkan cawan berisi air. air ini diperiksa setiap hari, jika terlihat berkurang segera ditambahkan agar kelembapan tetap stabil selama proses penetasan. Seperti pada penetasan telur unggas lainnya, telur walet di dalam mesin tetas juga perlu dibalik sehari 2 kali. selain itu telur juga harus dikontrol setiap hari, telur yang mati sebaiknya dibuang. Telur walet yang ditetaskan dengan menggunakan mesin tergantung umur telur walet. Jika berumur 0 hari ( baru keluar dari induk ) telur akan menetas 18-21 hari setelah peletakan. Pada telur yang sudah berembrio, penetasan hanya makan waktu 3-10 hari, telur yang dierami induknya atau seriti menetas dalam waktu 12-15 hari. Anakan walet yang baru keluar dari kerabang telur tanpa bulu berwarna kemerahan harus disuapi pakan. pakannya berupa kroto, pemberian kroto ini sebaiknya 3 kali sehari. mulai 5 hari anakan walet siap jual.
Sumber:Trubus, budidaya walet
Sumber:Trubus, budidaya walet